SEJARAH KLASIFIKASI HEWAN
Alam semesta terdiri dari komponen
biotik dan abiotik. Komponen biotik (makhluk hidup) jumlahnya sangat banyak dan
sangat beraneka ragam. Mulai dari laut, dataran rendah, sampai di pegunungan,
terdapat makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan sangat beraneka ragam. Karena
jumlahnya banyak dan beraneka ragam, maka kita akan mengalami kesulitan dalam
mengenali dan mempelajari makhluk hidup. Untuk mempermudah dalam mengenali dan
mempelajari makhluk hidup maka diperlukan cara. Cara untuk mempermudah kita
dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup disebut Sistem Klasifikasi
(penggolongan / pengelompokan).
Klasifikasi hewan adalah
pengelompokan berdasarkan kesamaan bentuk dan fungsi pada tubuh hewan. Tujuan
klasifikasi itu sendiri adalah untuk memudahkan mengenali jenis- jenis hewan
serta memudahkan komunikasi di dalam biologi. Klasifikasi hewan bersifat
dinamis. Hal itu disebabkan beberapa kemungkinan seperti adanya perkembangan
pengetahuan tentang hewan, penggunaan karakter yang berbeda dalam klasifikasi.
Klasifikasi hewan didasarkan atas persamaan dan perbedaan karakter tertentu
pada hewan yang bersangkutan.
Perkembangan klasifikasi hewan
secara garis besar dibagi menjadi empat tahap yaitu klasifikasi masa sebelum
Linnaeus (pra-Linnaeus), klasifikasi sistem Linnaeus, klasifikasi sistem 3
kingdom, dan klasifikasi sistem 5 kingdom.
1. Sistem Klasifikasi Pra-Linnaeus
Sistem klasifikasi ini dilakukan
dengan melihat kesamaan bentuk luar dari tubuh makhluk hidup (morfologi).
Makhluk hidup pada masa ini dibedakan menjadi dua kelompok seperti konsep
Aristoteles yang mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 yaitu tumbuhan dan
hewan. Hewan-hewan yang memiliki bentuk tubuh yang sama dikelompokkan menjadi
satu kelompok tersendiri. Selain itu hewan juga dikelompokkan berdasarkan
kegunaannya masing-masing. Pengelompokan hewan didasarkan pada ciri-ciri lalu
ditentukan macamnya dan diberikan nama sesuai dengan isyarat yang dimiliki.
Proses-proses ini dilakukan tanpa kesadaran dan berlangsung dalam waktu yang
sangat cepat. Pada masa pra-Linnaeus juga belum ada publikasi tentang
klasifikasi hewan.
2. Sistem Klasifikasi Linnaeus (Sistem 2 Kingdom)
Taksonomi
Linnaeus adalah suatu sistem klasifikasi ilmiah yang mengelompokkan organisme
ke dalam suatu hirarki. Sistem ini dirintis pada abad ke-18 oleh Carolus
Linnaeus, seorang ilmuwan Swedia, terutama melalui dua bukunya Systema Naturae
dan Species Plantarum. Menurut sistem ini, klasifikasi diawali dengan tiga
kerajaan besar, yang selanjutnya dibagi lagi menjadi kelas dan ordo. Ordo
kemudian dibagi lagi menjadi genus dan selanjutnya spesies. Dia seorang ilmuwan
Swedia yang meletakkan dasar tatanama biologi. Ia dikenal sebagai "bapak
taksonomi modern" dan juga merupakan salah satu bapak ekologi modern.
Linnaeus
ialah ahli botani yang paling dihormati pada masanya, dan ia juga terkenal
dengan kemampuan bahasanya. Linnaeus adalahi ahli Zoologi, botani dan juga
seorang dokter.
Makalahnya mengenai taksonomi berjudul Systema
Naturae. Di dalamnya, penggunaan deskripsi
resmi - physalis amno ramosissime ramis angulosis glabris foliis dentoserratis
- diganti olehnya menjadi nama genus-species yang ringkas dan akrab pada zaman
sekarang - Physalis angulata - dan penggolongan taksa lebih tinggi dibuat
secara berurutan. Linnaeus adalah pelopor sisstem binomial nomenklature atau
sistem tata nama ganda. Linnaeus meneruskan kerja dalam sistem klasifikasi
serta memperluas pula pada Kerajaan (Regnum) Hewan dan Kerajaan Mineral.
Sumbangan
utama Linnaeus bagi ilmu taksonomi ialah pembuatan konvensi penamaan organisme
hidup yang diterima secara universal dalam dunia ilmiah—karya Linnaeus tersebut
menjadi titik awal tatanama biologi. Selain itu, Linnaeus mengembangkan, selama
pengembangan besar pengetahuan sejarah alam pada abad ke- 18, hal yang sekarang
disebut sebagai taksonomi Linnaeus, yaitu sistem klasifikasi ilmiah yang kini
digunakan secara luas dalam biologi.
Sistem
Linnaeus mengklasifikasikan alam dalam hirarki atau tingkatan-tingkatan,
dimulai dengan dua "kerajaan" atau kingdom yaitu Animalia dan
Plantae. Kerajaan dibagi ke dalam Kelas dan masing-masing Kelas terbagi dalam
Ordo, yang dibagi dalam Genera (bentuk tunggal: genus), yang dibagi dalam
Spesies. Di bawah tingkatan spesies, Linnaeus kadang menyebutkan takson yang
tidak diberinya nama (untuk tumbuhan, hal ini sekarang dinamai
"varietas").
Linnaeus
menamai taksa dengan sesuatu yang mengena pada ciri khusus taksa tersebut.
Sebagai contoh, manusia adalah Homo sapiens, tetapi ia juga menyatakan bahwa
ada species manusia kedua, Homo troglotydes (bermakna "orang goa",
yang ia maksudkan untuk simpanse dan sekarang ditempatkan dalam genus berbeda
(bukan Homo) melainkan Pan troglotydes). Kelompok mamalia dinamai berdasarkan
kelenjar susu (mammae) karena salah satu definisi karakteristik mamalia adalah
bahwa mereka merawat bayinya. (Dari beberapa perbedaan antara mamalia dan hewan
lain, Linnaeus lebih memilih hal ini karena pandangannya pada pentingnya
keberadaan induk betina.)
Hanya sistem
pengelompokan hewan oleh Linnaeus yang masih tetap digunakan hingga kini, dan
pengelompokan itu sendiri sudah banyak berubah sejak dicetuskan oleh Linnaeus
sebagaimana prinsip-prinsip yang melandasi pengelompokan itu juga banyak
berubah. Namun demikian, Linnaeus tetap dianggap berjasa mengembangkan gagasan
struktur hirarki klasifikasi yang didasari oleh sifat-sifat teramati. Rincian
dasar tentang hal yang dapat dianggap sah secara ilmiah untuk disebut 'sifat
teramati' itu sendiri telah berubah seiring bertambahnya pengetahuan
(contohnya, DNA yang pada masa hidup Linnaeus tidak dikenal telah terbukti
bermanfaat dalam mengklasifikasikan dan menentukan hubungan organisme hidup
satu dengan lainnya), namun prinsip-prinsip dasarnya tetap masuk akal.
3. Sistem Klasifikasi 3 Kingdom
Ketika makhluk hidup bersel satu
ditemukan, temuan baru ini dipecah ke dalam dua kerajaan: yang dapat bergerak
ke dalam filum Protozoa, sementara alga dan bakteri ke dalam divisi Thallophyta
atau Protophyta. Namun ada beberapa makhluk yang dimasukkan ke dalam filum dan
divisi, seperti alga yang dapat bergerak,Euglena, dan jamur lendir yang mirip
amuba. Karena dasar inilah, Ernst Haeckel pada tahun 1866 menyarankan adanya
kerajaan ketiga, yaitu Protista untuk menampung makhluk hidup yang tidak
memiliki ciri klasifikasi yang jelas. Kerajaan ketiga in baru populer
belakangan ini (kadang dengan sebutan Protoctista). Protista adalah organisme
yang memiliki sifat-sifat tumbuhan dan hewan sekaligus.
4. Sistem Klasifikasi 4 Kingdom
Ada dua tokoh yang
mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi sistem 4 kingdom yaitu Copeland dan
Whittaker. Hanya saja dasar yang digunakan oleh keduanya berbeda sehingga
dihasilkan klasifikasi makhluk hidup yang berbeda pula. Copeland membagi
menjadi empat Kingdom yaitu Monera, Protoctista, Metaphyta dan Metazoa. Monera
adalah organisme yang belum memiliki membran inti dan membran organel sel atau
bersifat prokariotik. Berbeda dengan Protista/Protoctista yang bersifat
Eukariotik. Metaphyta adalah tumbuhan yang mengalami masa perkembangan embrio,
begitu juga Metazoa adalah kelompok hewan yang mengalami masa perkembangan
embrio dalam siklus hidupnya. Sedangkan Whittakers membagi hewan menjadi
beberapa kingdom: Animalia, Plantae, Fungi dan Protista. Fungi dijadikan
kingdom tersendiri karena fungi memiliki perbedaan dari tumbuhan. Fungi bukan
organisme autotrof layaknya tumbuhan melainkan organisme yang heterotrof yaitu
tidak dapat mensintesis makanannya sendiri.
5. Sistem Klasifikasi 5 Kingdom
Tokoh pencetus adanya klasifikasi 5
Kingdom adalah Robert H . Whittaker. Dia
menggolongkan makhluk hidup menjadi Animalia, Plantae,
Fungi, Protista dan Monera.
Ciri-ciri pada
sistem 5 kingdom :
1. Kingdom Monera : Prokariot, Autotrof dan
Heterotrof, Uniseluler dan Multiseluler
2. Kingdom Protista : Eukariot, Autotrof dan Heterotrof, Uniseluler dan Multiseluler
3. Kingdom Fungi : Eukariot, Heterotrof, Uniseluler dan Multiseluler
2. Kingdom Protista : Eukariot, Autotrof dan Heterotrof, Uniseluler dan Multiseluler
3. Kingdom Fungi : Eukariot, Heterotrof, Uniseluler dan Multiseluler
4. Kingdom Plantae : Eukariot, Autotrof, Multiseluler
5. Kingdom Animalia : Eukariot, Heterotrof,
Multiseluler
Klasifikasi Hewan Kerajaan/Kingdom Animalia -
Pembagian Jenis/Macam atau Kategori Binatang Terbagi Menjadi 10 Filum/Phylum
Hewan atau animal yang kita kenal
selama ini dapat dibagi manjadi sepuluh macam filum / phylum yaitu protozoa,
porifera, coelenterata, platyhelminthes, nemathelminthes, annelida, mollusca,
echinodermata, arthropoda dan chordata.
1. Phylum / Filum Protozoa atau Protosoa
Protozoa adalah hewan bersel satu
karena hanya memiliki satu sel saja alias bersel tunggal dengan ukuran yang
mikroskopis hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Protozoa dapat hidup di air
atau di dalam tubuh makhluk hidup atau organisme lain sebagai parasit. Hidupnya
dapat sendiri atau soliter atau beramai-ramai atau koloni. Contohnya : amuba /
amoeba.
2. Phylum / Filum Porifera
Porifera adalah binatang atau hewan
berpori karena tubuhnya berpori-pori mirip spon
dengan
bintang karakter terkenal spongebob squarepants hidup di air dengan memakan
makanan dari air yang disaring oleh organ tubuhnya. Contohnya : bunga karang,
spons, grantia.
3. Phylum /
Filum Coelenterata
Coelenterata adalah hewan berongga
bersel banyak yang memiliki tentakel contohnya seperti ubur-ubur dan polip.
Simetris tubuh coelenterata adalah simetris bilateral hidup di laut. Contohnya
yaitu hydra, koral, polip dan jellyfish atau ubur-ubur.
4. Phylum / Filum Platyhelminthes
Platyhelminthes adalah binatang
sejenis cacing pipih dengan simetri tubuh simetris bilateral tanpa peredaran
darah dengan pusat syarah yang berpasangan. Cacing pipih kebanyakan sebagai
biang timbulnya penyakit karena hidup sebagai parasit pada binatang / hewan
atau manusia. Contohnya antara lain seperti planaria, cacing pita, cacing hati,
polikladida.
5. Phylum / Filum Nemathelminthes
Nemathelminthes atau cacing gilik /
gilig adalah hewan yang memiliki tubuh simetris bilateral dengan saluran
pencernaan yang baik namun tiak ada sistem peredaran darah. Contoh cacing gilik
: cacing askaris, cacing akarm cacing tambang, cacing filaria.
6. Phylum / Filum Annelida atau Anelida
Annelida adalah cacing gelang dengan
tubuh yang terdiri atas segmen-segmen dengan berbagai sistem organ tubuh yang
baik dengan sistem peredaran darah tertutup. Annelida sebagian besar memiliki
dua kelamin sekaligus dalam satu tubuh atau hermafrodit. Contohnya yakni cacing
tanah, cacing pasir, cacing kipas, lintah / leeches.
7. Phylum / Filum Mollusca atau Molusca / Moluska
Mollusca adalah hewan bertubuh lunak
tanpa segmen dengan tubuh yang lunak dan biasanya memiliki pelindung tubuh yang
berbentuk cangkang atau cangkok yang terbuat dari zat kapur untuk perlindungan
diri dari serangan predator dan gangguan lainnya. Contoh molluska : kerang,
nautilus, gurita, cumi-cumi, sotong, siput darat, siput laut, chiton.
8. Phylum / Filum Echinodermata atau Ecinodermata
Echinonermata adalah binatang
berkulit duri yang hidup di wilayah laut dengan jumlah lengan lima buah
bersimetris tubuh simetris radial. Beberapa organ tubuh echinodermata sudah
berkembang dengan baik. Misalnya teripang / tripang / ketimun laut, bulu babi,
bintang ular, dolar pasir, bintang laut, lilia laut.
9. Phylum / Filum Arthropoda
Arthropoda adalah hewan dengan kaki
beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ tubuh telah berkembang dengan
baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang berbeda dengan sistem
peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba, lipan, kalajengking, jangkrik,
belalang, caplak, bangsat, kaki seribu, udang, lalat / laler, kecoa.
10. Phylum / Filum Chordata
Chordata adalah hewan yang memiliki
notokorda atau chorde yaitu tali sumbu tubuh syaraf belakang dengan rangka.
Ukuran chordata beragam ada yang besar dan ada yang kecil dengan otak yang
terlindung tengkorak untuk berfikir. Contoh chordata adalah manusia, cacing
acorn, ikan lancet, ikan paus pembunuh, katak, burung puyuh, kalkun, lemur,
beruk, macan, kucing, dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar